Mungkin ini kelihatan sangat aneh. Dulu saya pernah
posting tentang bagaimana cara mengetahui seseorang itu jujur atau bohong,
tetapi sekarang saya posting tentang cara untuk berbohong. Ibaratnya saya
memberi vaksin, dan saya juga memberi
virusnya.
Aaah, sudahlah. Saya memposting ini karena secara tidak sengaja menemukan kelemahan dari cara mengetahui seseorang bohong tersebut dan agar para pembaca juga tidak 100% percaya dan mengandalkan teori ini. YA! Ini adalah kelemahan yang hanya sekitar nol koma sekian persen tersebut. Oke langsung saja
Aaah, sudahlah. Saya memposting ini karena secara tidak sengaja menemukan kelemahan dari cara mengetahui seseorang bohong tersebut dan agar para pembaca juga tidak 100% percaya dan mengandalkan teori ini. YA! Ini adalah kelemahan yang hanya sekitar nol koma sekian persen tersebut. Oke langsung saja
Kita
sama-sama tau bahwa ada korteks antara ingatan dan imajinasi di otak manusia.
Sebagian besar kita menggunakan korteks ingatan apa kita pernah mengalami
situasi yang ditanyakan atau tidak (dalam kasus ini si penanya bertanya tentang
kehidupan si lawan bicara).
Bagi yang sudah tau, pasti akan melihat kemana arah
mata si lawan bicara bergerak. Ya kan? Tapi anda pernah berfikir apa dia
benar-benar jujur atau hanya sekedar mengingat?
Masih bingung??? Begini teorinya.
Seseorang akan menggunakan korteks ingatannya untuk
menjawab jujur, bukan korteks imajinasi. Lalu kenapa dia bisa kita katakan
berbohong padahal saat anda melihat matanya dia menggunakan korteks ingatan?
Jawabannya sederhana. Dia sudah MENGINGAT kebohongan
yang akan dikatakannya. Singkatnya, dia sudah merencanakan kebohongan tersebut.
Kenapa saya bisa mengatakan hal
itu?
Coba anda pikirkan sejenak. Manusia berbohong
menggunakan korteks imajinasi dan jujur menggunakan korteks ingatan. Jadi, jika
sebelumnya orang tersebut sudah merencanakan suatu kebohongan, otomatis akan
mengingat-ingat rencananya tersebut. Maka, saat sesorang bertanya, korteks
ingatannya secara refleks mengeluarkan jawaban yang berupa INGATAN. Walaupun
sesorang itu berbohong, tapi dia tetap mengingat.
Kurang lebih itulah kelemahan dari nol koma sekian
persen dari Cara Mengetahui Lawan Bicara Berbohong atau Jujur.
0 komentar:
Posting Komentar